REAKSI TERHADAP KELAHIRAN PMII


E. REAKSI TERHADAP KELAHIRAN PMII


                          Seperti telah disebutkan diatas, bahwa PMII lahir atas inisiatif murni dari mahasiswa-mahasiswa nahdliyin yang tergabung dalam Departemen Perguruan Tinggi IPNU, dengan melalui proses yang cukup panjang, sampai pada pelaksanaan Konbes I IPNU di Kaliurang Yogjakarta yang memutuskan akan adanya organisasi mahasiswa Nahdliyin yang terpisah secara struktural dengan IPNU, kemudian ditunujuklah 13 orang dari peserta Konbes untuk menjadi panitia sponsor yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan musyawarah Mahasiswa nahdliyin seluruh Indonesia. Maka pada tanggal 14-16 April 1960 di Sekolah Mu’alimat  NU Wonokromo Surabaya diselenggarakan musyawarah mahasiswa nahdliyin se Indonesia. Hadir dalam musyawarah itu perwakilan mahasiswa nahdliyin dari Jakarta, Bandung, Yogjakartam Semarang, Surabaya, Malang, Makasar, dan Surakarta. Serta perwakilan dari Senat-senat mahasiswa Perguruan tinggi NU.

                          Kendatipun kelahiran PMII itu murni atas inisiatif mahasiswa-mahasiswa nahdliyin, ternyata di kemudian hari masih saja menimbulkan masalah, setidak-tidaknya bagi organisasi mahasiswa yang sudah ada, seperti HMI sempat mengalami kegoncangan internal, sebab para anggotanya yang berasal dari mahasiswa nahdliyin akan keluar dari HMI, kemudian bergabung menjadi anggota PMII. Kegoncangan dalam tubuh HMI itu dapat dilihat pada level pengurus tingkat pusat, diantaranya Ketua Umum PP PMII Mahbub Junaidi, Fahrurrazi dan Darto Wahab di pecat dari keanggotaan HMI. Masalahnya adalah bahwa HMI menganggap organisasinya itu sudah menampung seluruh paham keagamaan, kemudian muncul PMII, maka tidak heran kalau HMI menganggap kelahiran PMII itu sebagai sparatis. Walaupun menurut Tolchah Mansoer “Mengapa PMII itu lahir?” karena HMI yang mengklaim dirinya sebagai satu-satunya organisai mahasiswa Islam sudah tidak lagi mampu berdiri diatas semua golongan.

                          Misalnya di Yogjakarta kegoncangan itu terjadi bersamaan dengan disidangkannya Syaiful Mujab oleh Pengurus HMI Cabang Yogjakarta, yang kemudia ia dipecat dari keanggotaan HMI.[1]) demikian juga tuduhan-tuduhan “Pemecah belah mahasiswa Islam” selalu dialamatkan kepada Tolchah Mansoer dan Ismail Makky, dua orang mantan pengurus HMI cabang Yogjakarta.[2])

Walaupun perlakuan HMI seperti itu, tidak membuat PMII, khususnya Mahbub Junaidi sebagai Ketua Umum PP.PMII harus membalas dendamnya pada saat HMI nyaris dibubarkan pemerintah menjelang meletusnya G.30S/PKI, malah justru sebaliknya Mahbub membela HMI dari kepunahannya.

                          Mengingat PMII dalam posisi disudutkan terus-menerus dengan tuduhan pemecah belah persatuan mahasiswa Islam dan pemecatan yang dikenakan kepadanya, Mahbub memprakarsai adanya pertemuan antara PMII dan HMI, yaitu upaya cease fire. Pertemuan itu diadakan satu bulan setelah pengangkatan Mahbub sebagai Ketua Umum PP.PMII. Dengan pertemuan itu diharapkan tidak perlu lagi ada ribut-ribut dan main pecat, sebab PMII bagaimanapun sudah lahir dan tidak mungkin dicegah lagi, apalgi yang mencegah itu hanya HMI. Oleh karena itu kahadiran PMII harus diterima sebagaimana adanya. PMII ya PMII, HMI ya HMI, dua organisasi kemahasiswaan ini hendaknya berdamai  seperti halnya HMI bisa sejalan dengan organisasi-organisasi yang lainnya.

                          Reaksi lainnya timbul dari kalangan para Kiai atau mereka yang berpandangan pada tradisi keagamaan di dalam NU. Pandanga itu adalah bahwa antara putra dan putri harus dipisahkan, tidak boleh satu wadah, seperti IPNU dan IPPNU. Sedangkan oranisasi PMII justru menyatukan antara putra dan putri.

                          Reaksi itu semakin keras ketika acara resepsi pada Kongres II PMII di Yogjakarta tahun 1963, dalam acara resepsi itu ditampilkan hiburan group musik dengan para penyanyi perempuan. Peristiwa itu telah membuat tidak senang para Kiai dan hadirin yang berpandangan tradisional. Akibatnya PMII mendapat teguran dari PB.NU. Akan tetapi berkat ketulusan dan argumentasi yang baik dari PMII, akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, terutama para Kiai, bahkan Subchan ZE yang menandatangani surat teguran PB.NU itu sangat mengerti dan memahami apa yang dikehendaki PMII. Kenyataan itu terus berlanjut sampai sekarang.[3])

              Kurang lebih satu tahun sejak berdirinya PMII di Surabaya sampai dengan kongres I PMII di Tawangmangu Surakarta Jawa Tengah, PMII masih mempunyai 13 cabang, yaitu :

1.            Cabang Yogjakarta
2.            Cabang Surakarta
3.            Cabang Semarang 
4.            Cabang Bandung
5.            Cabang Jakarta
6.            Cabang Ciputat
7.            Cabang Malang
8.            Cabang Makasar / Ujungpandang
9.            Cabang Surabaya
10.        Cabang Banjarmasin
11.        Cabang Padang
12.        Cabang Banda Aceh
13.        Cabang Cirebon

                    Satu tahun sejak lahir (1960-1961), Mahbub Junaidi ditunjuk sebagai ketua umum, selama satu tahun itu, Mahbub dkk mempersiapkan konsepsi, konsolidasi, memperkenalkan sosok organisasi yang baru dibentuk ini, baik ke dalam maupun keluar dan mempersiapkan pelaksanaan Kongres pertama.

                   Kongres I PMII berlangsung pada bulan Desember 1961 di Tawangmangu Surakarta Jawa Tengah dan memilih kembali sahabat Mahbub Junaidi sebagai Ketua Umum PP PMII untuk periode 1961-1963, dengan susunan pengurus PP PMII sebagai berikut:

SUSUNAN PP PMII PERIODE 1961-1963


Ketua Umum                                                       : Mahbub Junaidi
Ketua  I                                                                 : A. Chalid Mawardi
Ketua II                                                                 : M. Zamroni BA
Sekretaris Umum                                                 : M. Said Budairi
Sekretaris  I                                                           : Chatibul Umam
Keuangan   I                                                         : Arif Amnan

Departemen-Departemen:
Dep. Pendidikan/Pengajaran                            : Imam Mawardi Zaini BA
Dep. Penerangan/Publikasi                                : Harus Al-Rasyid
Dep. Kesenian/Kebudayaan                             : M. Darto Wahab
Dep. Olah Raga                                                   : Abdurrahman R
Dep. Kesejahteraan Mahasiswa       : Abd. Majid Thayyib
Dep. Keputrian                                                     : Enny Suhaeni
Dep. Luar Negeri                                                  : M. Ramlan Ahmad Arif
Pembantu Umum                                                                : Fahrurrazy AH
                                                                                                : TB.Abbas Saleh Ma’mun

                   Dalam usia yang relatif masih muda, PP PMII disamping secara intensif melakukan konsolidasi kedalam untuk pembenahan dan pengembangan organisasi, juga secara aktif terlibat dalam dunia kemehasiswaan dan kepemudaan :

1.       Bersama-sama dengan organisasi pemuda dan mahasiswa Islam lainnya turut aktif dalam wadah  PORPISI (persatuan organisasi pemuda Islam indonesia). Dalam wadah yang bersifat konfederatif ini PP PMII diwakili oleh Sekjen yaitu Sahabat Said Budairi.

2.       Sejalan dengan iklim politik yang berkembang saat itu, bahwa segenap organisasi massa dan organisasi politik harus bergabung dalam wadah Front Nasional. PB Front nasional dengan suratnya tertanggal 22 Maret 1962 Nomor :  046/0/pbfn/III/62 menyatakan menerima PB PMII bergabung dengan Front Nasional.

3.       Demikian juga dalam organisasi PPMI (Perhimpunan Pergerakan Mahasiswa Indonesia) suatu organisasi konfederasi organisasi mahasiswa ekstra universitas, PMII masuk dalam jajaran persedium.

4.       PMII bersama-sama dengan lima organisasi mahasiswa lainnya menanggapi pengumuman Presiden Sukarrnoe tentang akan dibentuknya departemen perguruan tinggi dan ilmu pengetahuan pada tanggal 3 Maret 1961. PMII mengirimkan pokok-pokok pikiran tentang syarat-syarat yang harus dipunyai oleh seorang menteri dimaksud. Usulan tersebut diterima oleh Presiden Soekarnoe dengan baik. Terbukti dengan terpilihnya Mr. Iwa Kusumasumantri, yang sebelumnya menjabat sebagai Rektor Universitas Pajajaran Bandung.

5.       Awal April 1961 Menteri P dan K (sekarang Depdikbud) yakni Priyono dan komisi J DPR GR  melalui kantor berita Antara mengumumkan rencana peraturan pemerintah mengenai larangan bagi Fak. Ekonomi dan Fak. Sosial Politik melakukan afiliasi dibidang ilmu pengetaguan kecuali dengan perguruan tinggi dari negara sosialis. Menanggapi rencana ini PMII mengeluarkan pernyataan “Menolak Rencana Pemerintah Tersebut” , karena menurut anggapan PMII, rencana tersebut akan mempengaruhi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan atkif. Kenyataannya pemerintah membatalkan rencana tersebut.

6.       Kongres PMII yang ke II di Kaliurang Yogjakarta pada tanggal 25-29 Desember 1963 yang dihadiri 31 Cabang PMII, 18 buah cabang diantaranya merupakan cabang baru, antara lain :

1.       Cabang Menado
2.       Cabang Tulungangung
3.       Cabang Serang
4.       Cabang Jambi
5.       Cabang Ambon
6.       Cabang Jember
7.       Cabang Purwokerto
8.       Cabang Palembang
9.       Cabang Medan
10.    Cabang Martapura
11.    Cabang Sibolga
12.    Cabang Kudus
13.    Cabang Bogor
14.    Cabang Pematang siantar
15.    Cabang Curup (Bengkulu)
16.    Cabang Tasikmalaya
17.    Cabang Kediri
18.    Cabang Amuntai

Dalam Kongres II ini PMII mengeluarkan pokok-pokok pikiran antara lain :

·         PenegasanYogjakarta, sebuah tekad PMII untuk selalu berpihak kepada amanat penderitaan rakyat. Dll.

·         Tentang perlunya penyelenggaraan Konprensi Islam Asia Afrika, Tentang perlunya kerjasama Internasional, ukhuwah islamiyah, serta pernyataan bahwa PMII siap melaksanakan pernyataan itu tanpa reserve.

Dalam Kongres II ini Sahabat Mahbub Junaidi terpilih kembali sebagai Ketua Umum didampingi sahabat Harun Al-Rasyid sebagai sekjen yang baru.


SUSUNAN PENGURUS PUSAT PMII
( Periode 1963 - 1967 )
Ketua Umum                                                              : H. Mahbub Junaidi
Ketua Satu                                                                  : H. Chalid Mawardi
Ketua Dua                                                                   : H. Zamroni BA
Sekretaris Umum                                                       : H. Harun Al-Rasyid
Sekretaris Satu                                                            : H. Chatibul Umam BA
Sekretaris Dua                                                            : Azwar Tias
Bendahara Satu                                                         : Arif Amnan, BA
Bendahara Dua                                                          : RT. Naksabandiyah Hatar

Departemen-departemen                        :
Pendidikan dan Pengajatan                     : Abd. Rahman Saleh BA
Penerangan dan Publikasi                        : Abd. Hamid Jalil BA
Kesejahteraan Mahasiswa                       : Abd. Majid Toyib
Kesenian,Kebudayaan & Olah Raga     : RS. Munara
Keputrian                                                                     : Eny Suchaeni, Bsc
Luar Negeri                                                                  : HM. Said Budairy
Pembantu Umum                                                      : Drs. H. Isma’il Makky
                                                                                                       : Drs. H. Fachrurrazi AH

7.     Dibidang kesejahteraan anggota PP PMII membentuk yayasan Jakmindo - sebuah yayasan kesejahteraan mahasiswa Indonesia - bergerak dibidang sosial dengan beberapa aktivitas antara lain
·         Mendirikan asrama-asrama mahasiswa
·         Membentuk club-club olah raga
·         Menerbitkan buku-buku, Majalah dan Brosur-brosur
·         Memberikan bea siswa dan lain-lain

Yakmindo ini dipimpin oleh sahabat Abd. Majid Toyib

8.     Kegiatan-kegiatan PMII dibidang kepemudaan dan kemahasiswaan yang berskala Internasional, antara lain :

A.   HM. Said Budairi Selaku sekretaris Umum PMII, pada bulan September 1960 mewakili PMII dalam konprensi pembentukan panitia Internasional Furum Pemuda sedunia di Moskow (constitutuent meeting for the youth forum). Sepulangnya dari Moskow, singgah di Mesirdalam rangka konsolidasi dengan mahasiswa NU yang tergabung dalam KMNU (keluarga mahasiswa NU) yang merupakan cabang istimewa PMII di luar negeri.

B.    Pada bulan Juni 1961, ketua satu PP PMII diwakili oleh sahabat Chalid Mawardi berangkat ke Moskow untuk menghadiri forum Pemuda sedunia.

C.    Sebagai anggota WAY - Indonesia (word assembly of youth - organisasi pemuda sedunia) PMII mengirin ketua cabang PMII Yogjakarta sahabat Munsif Nahrowi dalam kegiatan seminar pemuda sedunia di Kuala Lumpur Malaysia pada bulan September 1962.

D.   Pada bulan Oktober 1962 sekretaris Umum PMII sahabat Harun Al-Rasyid berangkat ke Helsingky Finlandia, mewakili pemuda Indonesia dalam rangka menghadiri festival pemuda Internasional.

           Hal ini membuktikan bahwa PMII bukan organisasi “sempalan” dari organisasi mahasiswa yang lebih dulu ada, tetapi merupakan proses lanjut dari mahasiswa-mahasiswa nahdliyin yang tergabung dalam (departemen PT) IPNU sebagai embrio terbentuknya suatu organisasi mahasiswa secara formal. Dalam perkembangannya PMII banyak dibantu oleh partai NU - dan itu merupakan hal yang wajar - sebab kerjasama antar organisasi mutlak perlu, apalagi salah satu tujuan PMII adalah mengembangkan nilai-nilai pemahaman Islam Ahlussunnah Waljama’ah. Kalau pada akhirnya PMII menyatakan diri sebagai organisasi “independen” hal ini bukan berarti “habis manis sepah dibuang” - seperti yang sering dituduhkan sementara orang - tetapi harus diartikan sebagai tindakan membuka wawasan agar lebih terbuka kemungkinan mencari alternatif dan pematangan diri dalam proses pendewasaannya.


[1]) Syaiful Mujab adalah perintis berdirinya PMII di UGM (Universitas Gajah Mada) , hingga PMII berjaya di kampus ini antara tahun 1966 sampai 1968,  yaitu ditandai dengan menduduki posisi puncak Dema UGM.

[2] Otong Abdurrahman, PMII 1960-1985, Untukmu Satu Tanah Airku, Untukmu satu Keyakinanku, PB PMII 2005,
[3]) Ibid, Halaman 43

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-Usul Desa Ngrayun

Neptu dino lan pasaran

Proposal Pelatihan Kader Dasar PK.PMII Sunan Giri Ponorogo 2011