Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

PROFIL KABUPATEN PONOROGO

Gambar

SEDULUR PAPAT KALIMA PANCER

Didalam adat Jawa sangat kita kenali istilah Sadulur papat kalima pancer. Namun generasi sekarang banyak yang melupakannya memang. Tatkala seorang ibu melahirkan bayi, sang bayi ini dikawal oleh ketuban yang menjaga badan, placenta yang memayungi janin di dalam perut ibu dan mengantarkannya sampai ke tujuan: gubrag! di alam mayapada ini. baru kemudian darah menyertai sebagai saudara ketiga. Kedudukan darah adalah Membantu Yang Punya Hidup demi mewujudkan kehendakNYA. Dan saudara keempat adalah pusar. Peran pusar adalah untuk memenuhi permintaan jabang bayi. Begitu bayi lahir bereslah tugas keempat saudara secara materialistik. Namun secara spiritual keempat mereka masih tetap menemani. Dalam kebudayaan arab tidak dikenal nama saudara empat ini. Ketika Islam masuk ke Jawa, saudara empat itu dihubungkan dengan malaikat : 1. Jibril (Jabr El = kekuatan Tuhan => ketuban => ruh. Mempunyai seribu enam ratus sayap, Dan dari kepala sampai kakinya ditutupi tujuh puluh ribu bulu berw

Semar, Gareng, Petruk, Bagong

Dalam perkembangan selanjutnya, hadirnya Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih). Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah

Neptu dino lan pasaran

Dalam budaya Jawa ada suatu keyakinan bahwa hari itu memiliki bobot, yang masing-masing harinya berbeda. Wektu atau waktu yang dikenal di Jawa : Wektu Pitu (7) : hari yang kita kenal selama ini, dino biasa disebutnya. Wektu Limo (5) : biasa disebut dengan Pasaran Wektu Rolas (12) : biasa disebut dengan Sasi Wektu Wolu (8) : nama tahun, ada 8 berarti sewindu Wektu Papat (4) : nama windu setiap 8 tahun. Wektu Telungpuluh Limo (35) : biasa disebut wuku, nama minggu Dan masih banyak lagi, yang sering kita dengar di masyarakat hanya wektu pitu dan wektu limo saja yang sering dibahas. Wektu Pitu (hari-hari yang biasa kita pakai) Hari Neptu Ahad(Minggu) 5 Senen (Senin) 4 Seloso (Selasa) 3 Rebo (Rabu) 7 Kemis (Kamis) 8 Jumat 6 Setu (Sabtu)

SEJARAH KALENDER JAWA

Kalender Jawa dalam sejarahnya selalu terkait dengan huruf Jawa. Kalau Kalender Jawa berdasarkan “Sangkan Dumadining Bawana”, sedangkan Huruf Jawa berdasarkan “ Sangkan Paraning Dumadi”. Pertama kali diciptakan atau diperkenalkan oleh Mpu Hubayun pada tahun 911 SM (Sebelum Masehi). Pada tahun 50 SM (Sebelum Masehi) Prabu Sri Maha Punggung I atau Ki Ajar Padang I mengadakan perubahan pada Huruf dan sastra Jawa. Bertepatan tanggal 21 Juni 77 M oleh Prabu Ajisaka diadakan perubahan, dalam budaya Jawa ketika menghitung selalu dimulai dari angka nol (Das), sehingga Kalender Jawa kembali bermulai pada tanggal 1 Badrawarna (Suro) tahun Sri Harsa, Windu Kuntara adalah taggal 1, Bulan 1, Tahun 1, Windu 1 tepat pada hari Radite Kasih (Minggu Kliwon) ditetapkan permulaan perhitungan Kalender jawa, bertepatan tanggal 21 Juni 78 Masehi. Kalender Jawa memakai pedoman peredaran Matahari (Solar). Prabu Ajisaka adalah asli orang Jawa bukan dari India, serta memiliki banyak nama atau gelar, yaitu: Prabu

Filsafat Anaximandros

Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales.[1][2][3][4][5] Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat.[1] Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa.[3] Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.[3] Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM.[2] Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM.[2] Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM.[2] Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi.[3] Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi.[3]

Filsafat Thales

Thales (624 – 550 SM) Riwayat Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Lahir dan meninggal di kota kecil Miletus yang terletak di pantai barat Asia Kecil, sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan. Kapal-kapal pedagang dengan mudah berlayar ke Nil di Mesir, sedangkan karavan melakukan perjalanan lewat darat menuju kota di Babylon. Pendudulk Militus suka melakukan kontak dagang dengan kota-kota di Yunani dan warga Phoenisia. Di kota ini juga merupakan tempat pertemuan [dunia] Timur dan Barat, dan tempat lahirnya Thales. Awalnya, Thales adalah seorang pedagang, profesi yang membuatnya sering melakukan perjalanan. Dalam suatu kesempatan berdagang ke Mesir dan Babilonia (pada maka pemerintahan Nebukadnesar), dalam waktu senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri. Hal ini dipicu ketertarikannya bahwa dengan menggunakan ‘alat-alat’ tersebut, mereka dapat memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya. Salah satu dari 7 orang bijak di yunani (Bias dari priene,P

SEJARAH FILSAFAT KLASIK

1. Filsafat Yunani Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: "All Western phylosophy is but a series of footnotes to Plato". Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini. Tema-tema filsafat Yunani seperti ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya. Filsuf- Filsuf Pertama Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Ketiganya secara khusus menaruh perhatian pada alam dan kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan yang terus menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap tinggal sama di belakang perubahan-perubahan yang tak hen

Filsafat Zaman Yunani Kuno

1.1 Filsafat pra-sokrates ditandai oleh usaha mencari asal (asas) segala sesuatu ("arche" = ). Tidakkah di balik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya ada satu azas? Thales mengusulkan: air, Anaximandros: yang tak terbatas, Empedokles: api-udara-tanah-air. Herakleitos mengajar bahwa segala sesuatu mengalir ("panta rei" = selalu berubah), sedang Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru sama sekali tak berubah. Namun tetap menjadi pertanyaan: bagaimana yang satu itu muncul dalam bentuk yang banyak, dan bagaimana yang banyak itu sebenarnya hanya satu? Pythagoras (580-500 sM) dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Democritus (460-370 sM) dikenal oleh konsepnya tentang atom sebagai basis untuk menerangkannya juga. Zeno (lahir 490 sM) berhasil mengembangkan metode reductio ad absurdum untuk meraih kesimpulan yang benar. 1.2 Puncak zaman Yunani dicapai pada pemikiran filsafati Sokrates (470-399 sM), Plato (428-348 sM) dan Aristo

Pembagian Manusia dalam Pandangan Plato

Gambar
Pembagian Manusia dalam Pandangan Plato : "Dalam pandangan Plato, Jiwa manusia dibagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian manusia itu adalah bagian Rasional, bagian Kehendak dan bagian nafsu-nafsu. Pembagian Plato ini kelihatannya sesuai dengan filsafat kenegaraannya. Bagian paling rendah dari jiwa manusia adalah bagian nafsu-nafsu. Bagian ini bisa dilambangkan bagian perut ke bawah. Bagian ini merupakan bagian yang berperan dalam nafsu-nafsu rendah... "

Filosofis Tentang Ayam atau Telur

Gambar
Analisis Filosofis Tentang Ayam atau Telur : "Ada suatu pertanyaan yang menarik dalam logika. Pertanyaan ini bisa disebut sebagai paradoks ayam atau telur. Paradoks ini bisa dijabarkan sebagai berikut. Manakah yang lebih dahulu telur atau ayam. Pertanyaan ini menarik. Pertama adalah jika dipercaya bahwa makhluk hidup yang disebut ayam memiliki awal. Namun demikian, bentuk manakah yang lebih dahulu, ayam atau telur. Pertanyaan... "

Filosof Pra Scorates

Perbedaan Corak Filsafat Pra-Socrates dan Zaman Socrates Sejarah perkembangan filsafat tentunya memiliki corak. Pada suatu perkembangan pasti ada kekentalan ciri yang menjadi identitas, jika dianalogikan pada masa telepon selular mulai ada di Indonesia tentu layarnya masih monochrome, beberapa tahun kemudian bermunculan layar berwarna dan seterusnya. Perkembangan filsafat memiliki perbedaan yang khas dan terus berjalan melintasi jenjang selanjutnya. Sudah lazim diketahui bahwa ada dua kubu pemikiran pada perkembangan filsafat Yunani kuno, yaitu pada pemikiran filsafat pra-Socrates dan Socrates. Adanya pra-Sokrates berarti ada perbedaan mendasar dengan pemikiran filsafat Socrates itu sendiri. Tidak seperti analogi telepon seluler tadi, di sini perkembangan bukan masalah waktu tetapi masalah pemikiran dan objek penyelidikan. Para Filsuf Pra-Socrates Siapa saja para filsuf yang dapat digolongkan dalam pra-Socrates? Mereka adalah Thales (625-545 SM) Anaximandros (610-540

Filsafat Pra Socrates

Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani. Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani sebelumnya tidak pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan. Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yan