KERAJAAN WENGKER SEBELUM MAJAPAHIT DAN ZAMAN MAJAPAHIT

1. KERAJAAN WENGKER SEBELUM MAJAPAHIT Menurut tradisi, babad, dan pendapat para sarjana bahwa Ponorogo pada jaman dahulu dikenal dengan nama wengker. Untuk memberi gambaran tentang perjalanan Wengker pada masa lalu perlu kiranya menengok beberapa peristiwa sejarah yang mendahuluinya, sebagai berikut ini : Pengaruh India pada abad-abad pertama tarik Masehi telah nampak di Jawa Timur yaitu di daerah Jember ditemukan patung kesenian Amarawati. Namun di daerah terlindung seperti Jawa Tengah pengaruh India dapat melahirkan kebudayaan tinggi Masa-masa kebesaran kerajan di Jawa Tengah terjadi Pada abad VIII dan IX, sedangkan di Jawa Timur belum ada kerajaan yang besar. Di Jawa Timur telah timbul beberapa pusat kerajaan yang belum berdaulat antara lain Kerajaan Kanuruhan, dan Kanjuruhan seperti yang tertulis dalam prasati Dinoyo dengan angka tahun 760 Masehi. Sejarah perkembangan kerajaan –kerajaan di Jawa Timur termasuk Wengker telah ada yang menjadi pusat pemerintahan walaupun masih dikatakan terbatas Perhubungan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur baru mengalami perubahanperubahan besar pada sekitar tahun 900 Masehi. Yaitu pada waktu Raja Balitung naik tahta di Medang Jawa Tengah. Balitung mendapat kekuasaan berkat perkimpoiannya dengan Putri Rajakula di Jawa Tengah. Kekuasan Balitung meliputi wilayah Jawa tengah dan Jawa Timur. Balitung dan pengganti-penggantinya sampai Raja Wawa masih berkeraton di Jawa tengah. Perpindahan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, menurut Prof. Dr. Gde Casparis dapat disebabkan oleh hal-hal berikut Raja –raja lama seperti Balitung sampai dengan Wawa lebih mementingkan Jawa Timur daripada Jawa Tengah karena pentingnya perdagangan, antar pulau saat itu Pemimpin-pemimpin di jawa menghadapi serangan-serangan dari Sriwijaya dan memutuskan membela bagian-bagian kerajaan yang dipentingkan untuk masa depan seperti lembah rendah Sungai Brantas Empu Sindok naik tahta kerajaan Medang tahun 929 M. Mpu Sindok sebelum menjadi raja pernah menjabat Muhamantri I Halu dan I Hino pada masa Raja Tulochong dan masa Raja Wawa Perlu diketahui bahwa pertentangan antara Sriwijaya dan Jawa Timur telah berlangsung sejak 925 M. dan berlanjut kurang lebih satu abad sampai jaman Airlannga. Hal ini terjadi karena hubungan serta perdagangan di Jawa Timur semakin maju dan Sriwijaya iri kemudian ingin mengambil tindakan kepada kerajaan di Jawa Timur 3 Untukmencapai tujuan tersebut pada tahun 928 M. Sriwijaya mengirimkan pasukan Melayu dari daerah Jambi untuk membasmi pusat-pusat kekuatan di Jawa Timur. Pasukan pasukan tersebut sampai dekat Nganjuk menderita kekalahan oleh lasakar yang dipimpin Mpu Sindok ( Prasasti Sindok/Jayastamba di Anjuk ladang tahun 937 M ) Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kegagalan penyerangan Sriwijaya pertama pada waktu pemerintahan Mpu Sindok Dari berita Cina dijelaskan bahwa pada tahun 990 M. Dharmawangsa mengadakan serangan Sriwijaya. Ia menguasai beberapa daerah di pantai Sriwijaya sehingga hubungan Sriwijaya dengan daerah luar tertutup. Hal ini juga dijelaskan oleh Prof. Dr. G. de Carparis dalam pidatonya pada tahun 1958 yang maksud penyerangan tersebut merupakan bentuk pembelaan terhadap ancaman Sriwijaya. Di samping itu Jawa membuka hubungan resmi dengan Tiongkok tahun 1922 M Wengker dalam perjalanan Sejarahnya antara lain : a. Pada awal abad XI Pada tahun 1016 kerajaan dharmawangsa secara tiba-tiba serangan dari sriwijaya sehingga raja Dharmawangsa dan seluruh pembesar istana tewas. Peristiwa ini dikenal dengan “ Pralaya “ atau kehancuran. Satu-satunya yang berhasil meloloskan diri ialah Airlangga. Anak Mahendradatta yang saat itu melangsungkan perkimpoiannya dengan Putri Dharmawangsa Dalam prasasti Kalkuta ialah Prasati Airlannga disebutkan bahwa RI Prahara Haji wurawari maso mijil sangka Lwaran. Artinya : pada waktu terjadinya kekacauan ( Prahara ). Haji wurawari muncul dari Lwaran. Kesan yang kita terima bahwa kerajaan Dharmawangsa dimusnahkan oleh Raja Wurawari. Di mana letak Wurawari ada beberapa pendapat : Menurut Moh. Hari Soewarno letak Wurawari di Jawa Timur menurut Prof. Dr. G .de Casparis di Semenanjung Malaka, sedang menurut Buku Sejarah Nasional II. Marwan Djoened P. Terletak di Banyumas Jawa tengah termasuk juga Lwaran terletak di pantai Bengawan Solo sebelah selatan Cepu di samping itu pula para sarjana yang berpendapat Wurawari terletak di sekitar Tegal Tentang penyerangan kerajaan Dharmawangsa oleh raja Wuwawari ada juga yang berpendapat bahwa karena iri dan kegagalannya memperistri mahkota raja Dharmawangsa Pendapat lain yang juga mungkin benar adalah persekutuan antara kerajaan sriwijaya. Wurawari serta Wengker dan sekutunya yang menjadi bawahan Dharmawangsa ingin menghancurkan kerajaan Medang/Dharmawangsa Jadi, kesimpulan yang dapat kita tarik dari uraian di atas ialah : a. Ketertiban Wengker bersama sekutunya menyerang Dharmawangsa dilandasi oleh politik ekspansi/perluasan kekuatan baru di Jawa timur sehingga mendesak kerajaankerajan kecil yang telah lama ada b. Kemajuan dan perkembangan ekonomi yang menjadi persaingan kekuatan antar kerajaan c. Adanya rasa dendam yang berkepanjangan seperti masalah-masalah gagalnya persuntingan serta perebutan tahta kerajaan Persuntingan wengker dan sekutunya tentu perjuangan tersebut memiliki nilai-nilai patriotis dan herois tersendiri b. Perjuangan Wengker pada jaman Airlangga Prasasti pucangan menyebutkan tahun 952 Saka atau 1030 M. Airlanngga mengalahkan Haji Wengker yang bernama Panuda yang hina seperti Rawana (AdnamaPanuda). Raja ini lari meninggalkan keratonnya di Lewa. Tetapi dikejar terus ke Desa Galuh bagian Barat dan pada tahun 953 Saka atau 1031 M. anaknya dapat dikalahkan dan keratonnya dihancurkan tidak tersisa, di bagian lain prasati berbunyi “ Haji Wengker memberontak lagi “. Meskipun daerahnya selalu didatangi tentara raja pada tiap bulan Asuji, tahun 957 Saka atau 1031 M Haji wengker meninggalkan keratonnya di Tapa dan melarikan diri di daerah yang sulit dicapai. Meninggalkan anak istri kekeyaan dan emua kendaraan kerajaan. Beru pada tahun 959 Saka atau 1037 M, ia dapat di tangkap di Kopang. Dijelaskan bahwa Airlangga menyerbu ke arah barat dengan tentaranya yang tidak terbilang banyaknya. Rajanya bernama Wijaya ( Warma ) dengan taktik Visnugupta, Raja Wijayawarma ditangkap oleh rakyatnya sendiri lalu dibunuh. Haji wengker yang diserang pada tahun 1030 M adalah keturunan Wijaya. Jadi, Haji Wengker bersifat mempertahankan diri, sedangkan Airlangga yang agresif untuk mencapai tujuannya yaitu membalas dendam kematian Dharmawangsa. Ayah mertuanya dalam peristiwa “ Pralaya “ Airlangga dan pemerintahannya bercita-cita mencapai tujuan untuk menyelamatkan “ Dharma “ menciptakan kembali Negara yang dimusnahkan Wurawati termasuk menghapuskan aib dan dan derita yang dialami kerajaan mertuanya serta menghilangkan segala hal yang menghancurkan, bersifat memelihara seperti Dewa Wisnu. Menjawab pertanyaan siapa raja Wengker pada zaman pemerintahan Airlangga, P.V Stein Callenfels menyatakan bahwa musuh Airlannga yang paling berbahaya adalah Raja Wengker yang bernama Wijaya. Setelah dikalhkan oleh Airlangga. Wijaya mengundurka diri untuk bertapa. Dengan kemenangan ini, berakhirlah peperangan yang dilakukan oleh Airlangga. Disamping itu juga ada pendapat lain dari Dr. N.J Krom yang menyatakan Wijaya Raja Wengker dihalau oleh Airlangga. Lari dan meninggalkan keluarganya ke Kopang tahun 1035 M. Dari dua pendapat terakhir ini juga nampak bahwa Kerajaan Wengker selalu menjadi sasaran penyerangan Airlangga. Ini berarti pula bahwa kerajan Wengker sejak dahulu kala merupakan kekuatan yang disegani dan tidak nampak sebagai kerajaan yang lemah bahkan tidak agresor, namun bertahan untuk membela wilayah. Sikap dan tindakan Wengker bersama sekutunya merupakan musuh besar Airlangga di Jawa Timur seperti ini adalah wajar karena wengker memang kerajan yang tua dan telah ada sebelum berdirinya kerajaan Dharmawangsa maupun kerajaan Airlangga di Jawa Timur. Dengan demikian sejak perpindahan kerajaan Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dan berdirinya kerajaan Dharmawangsa sampai kerajaan Airlangga. Rupanya menjadi sumber penyebab kerajaan tua di Jawa Timur terancam baik dari segi politik, perluasan kekuasaan maupun ekonomi. Yang demikian itu, wajar ditinjau dari adanya rasa cinta dan kepentingan pengabdian daerahnya kepada Bumi Wengker yang mendarah daging. Berarti pula, kokoh kuatnya patriotis dan herois yang akan berlanjut pada masa-masa berikutnya. Disamping itu menunjukkan bahwa politik ekspansif/perluasan wilayah dan kekuasaan saat itu bertentangan dengan jiwa dan kepribadian Wengker. 2. KERAJAAN WENGKER PADA JAMAN MAJAPAHIT Di atas telah disinggung tentang perjalanan sejarah Wengker pada jaman Mpu Sindok. Dharmawangsa serta pada jaman pemerintahan Airlangga walaupun hanya selintas dan nampak terputus-putus, telah memberi gambaran bahwa sebenarnya eksistensi Wengker tetap ada dengan pasang surutnya. Bahkan dapat dikatakan sejak jaman Airlangga dulu tidak terdapat peperangan atau persengketaan di Wengker. Dengan kata lain termasuk tenteram, demikian menurut babad Ponorogo Pada masa-masa itulah justru Wengker menata diri, walaupun sebenarnya sepeninggal Airlangga di luar Wengker selalu terjadi perselisihan dan perebutan kekuasaan atau tahta kerajaan. Demikian pula yang terjadi pada awal dan akhir Majapahit Di atas telah disinggung bahwa setelah kerajaan Airlangga terbagi menjadi dua yaitu kediri/Panjalu dan Jenggala, situasi sudah tidak stabil, kesempatan ini dipergunakan oleh Wengker untuk menyusun kekuatan baru sehingga sampai dengan jaman Majapahit nama wengker tetap masih ada dan jaya, justru terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Beberapa peristiwa penting yang membawa kehormatan dan kebesaran peranan Wengker di jaman Majapahit di antaranya : Pertama: Perkimpoian Bhre Wengker/Raden Kudamerta/Wijayarajasa dengan Adik Tribuwana yang menjadi Bhre dengan nama Raja Dewi Maharajasa kimpoi dengan Kudamerta yang menjadi Bhre Wengker dengan nama Wijayarajasa. Hal ini berarti Wijayarajasa itu menantu Raden Wijaya Beberapa peran yang menonjol dari wijayarajasa : a. Kudamerta/Wijayarajasa dan Raja Dewi Maharajasa hadir dalam musyawarah pengangkatan calon pengganti Patih Gajah Mada, diantara delapan tokoh yang diundang pada tahun1364 M b. Diangkatnya menjadi anggota Dewan Sapta Prabu c. Anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1351 M d. Berani dan mampu mengambil sikap tegas terhadap kesalahanyang dilakukan Gajah Mada atas peristiwa Bubat e. Mendapat penghargaan/piagam pembangunan bersama dengan Dyah Maharajadewi dari Kepala Negara Tribuwana Tunggadewi 9 Kedua : Perkimpoian Hayam Wuruk Bhre Hyang Wekas ing Sukha/Rajasanegara dengan paduka Sori/Putri Wijayarajasa/Raden Kudamerta/Bhre Wengker pada tahun 1357 M Schrieke menyatakan “ Hayam Wuruk kurang lebih 1357 M mengawini Susumma dewi alias Paduka Sori ( Anak perempuan Wijayarajasa Raja Wengker, yang juga paman Hayam Wuruk ). Jadi pada jaman Hayam Wuruk peranan Wengker begitu besar dengan rajanya Wijayarajasa. Dalam buku SNI jilid II halaman 437 disebutkan Berhubung dengan meninggalnya Putri Sunda dalam peristiwa di Bubat Hayam wuruk kimpoi dengan Paduka Sori anak Bhre Wengker Wijayarajasa, Bibi Hayam Wuruk. Peristiwa tersebut merupakan perkimpoian keluarga karena saudara sepupu, Ibu Hayam Wuruk ( Tribuwana Tunggadewi ) adalah kakak perempuan Ibu Paduka Rajadewi Maharajasa/Bhre Dhaha Hyam Wuruk dan Paduka Sori keduanya cucu Raden Wijaya ( Kertarajasa Jayawardana ) Peristiwa tersebut dapat menutup aib dan rasa malu jatuhnya Prestise Majapahit di masa Nusantara ( Politik Nusantara ) karena peristiwa perang Bubat Ketiga : Setelah interregnum/ kekosongan kekuasaan tiga tahun lamanya pada tahun : 456 M tampillah Dyah Suryawikrama Girishawardana menaiki tahta kerajan Majapahit. Ia adalah salah seorang anak Dyah Kertawijaya semasa pemerintahan ayahnya menjadi Raja daerah Wengker. ( Bathara ing Wengker ). Didalam paraton ia disebutkan dengan nama gelarnya Bhre Hyang Purwawisesa dan memerintah selama sepuluh tahun dari 1456-1466 Masehi Apakah Wijayarajasa itu Bhre Wengker ? Benar, Wijayarajasa itu adalah Bhre Wengker atau Raden Kumadetta yang menjadi raja yang berkedudukan di Wengker dan berperan di Majapahit Hal itu terbukti dari kitab Negara Kertagama yang menyebutkan Priya Haji Sang Umunggu I Wemgker bangun Hyang Upandrannun ( Napari Wijayarasa popamana parama-ajnottama) Dalam hal ini Negara kertagama menunjukkan bahwa yang membangun kerajaan adalah Wijayarajasa sebagi raja pertama. Disini terdapat perbedaan yakni tentang persamaan nama. Pada jaman Airlangga. Raja Wengker bernama Wijaya sampai pada jaman majapahit ( Hayam Wuruk ) masih disebut Wijayarajasa. Atau mungkin untuk Wengker memang rajanya disebut Wijaya, sama halnya dengan Majapahit yang menggunakan nama Brawijaya sejak dari pertama sampai penghabisan Masih ada sumber lain yakni Pararaton yang menceritakan bahwa Raden Kudamerta kimpoi denga Bhre Dhaha. Raden Kudamerta di Wengker dengan nama Bhre Parameswara dari Pamoran yang dikenal dengan nama Wijayarajasa. Juga diterangkan bahwa Bhre Parameswara dari Pamoran meninggal dunia tahun 1310 Saka dan dimakamkan di Manar dengan nama Wisnubhawana. Kalau mengingat sumber paraton yang menyebutkan Bhre Parameswara yang juga disebut Wijayarajasa meninggal tahun 1380 M jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud Wijayarajasa pada jaman pemerintahan Hayam wuruk Sebagaimana disebutkan di atas bahwa perkimpoian Hayam wuruk dengan putri raja Wengker berlangsung tahun 1357. jadi, ia meninggal 31 tahun setelah mengawinkan anaknya. Masalah Perkimpoian Sekarang timbul pertanyaan, apakah perkimpoian itu perkimpoian politik atau perkimpoian keluarga ? Dr. N.J Krom mengemukakan bahwa untuk pergi ke Bubad disamakan dengan pendapat Wengker. Seperti telah diketahui bahwa perang Bubad terjadi sebagai akibat perkimpoian politik yakni salah satu cara dari kerajaan Majapahit untuk menakhlukkan kerajaan bawahan di sekitarnya. Kalau yang dimaksud oleh Dr. N.J Krom init tentang perkimpoian politik, menunjukakan bahwa pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk Wengker menjadi kekuasaannya Wengker saat itu masih cukup kuat. Pendapat Dr. Th Pigeud yang mendasarkan pendapatnya pada kitab Negarakertagama sebagai berikut : Dengan membandingkan dua kekuasaan yang cukup kuat yang sangat menarik yakni antara Wengker. Dhaha dianggap sebagai bulan dan Majapahit. Singasari sebagai Matahari. Pemerintahan bulan di atas bintang dan planet, sedangkan matahari, sebagiai pancaran sinar keseluruhan. Majapahit sebagai pusat pemerintahan juga memperhatikan terhadap saingannya. Inilah perbandingan yang menarik dualisme Jawa = bulan dan matahari Menurut Dr. Th Pigeud Wengker-Dhaha dianggap sebagai rivalnya (saingannya) kondisinya saat itu masih cukup kuat Prof. Moh Yamin di dalam melukiskan kebenaran Batari Wengker ini, mengubah dalam sajaknya sebagai berikut : Bathara Wengker ( selanjutnya perintah sang Prabu diiringi pula oleh perintah Seri Paduka Bathara Wengker ) Nan terbantu oleh keberanian yang dimilikinya dan yang dimuliakan oleh mereka yang mempunyai sifat-sifat yang baik Yang bersifat baik terutama tentang kebijaksanaannya yang diperbuat oleh tingkah lakunya sendiri Nan berhati sanubari melebihi indahnya hal berbicara atas nama orang yang beriman Nan hati sanubarinya terpisah dari kesombongan dan kecelakaan Nan diketahui kebesarannya luar biasa jadi terpujilah oleh rakyat orang baik-baik sehingga menjadi girang gembira Nan bertugas kewajiban sendiri, yang tak diabaikan karena mereka diarahkan supaya memperkuat garis turunnya sendiri Nan bertegak gelar kerajaan berbunyi Grisyawardhana dan bernama kecil berbunyi Dyah Suryawikrama Mengingat tahun 1447 mungkin yang dimaksud Bathara Wengker adala Grisyawardhana kalau itu benar, saat terjadi perang paregreg Wengker sudah berdiri belakangnya. Jadi, menurut Pararaton yang sanggup memerintah tahun 1378 Saka sampai 1388 Saka adalah Bhre Wengker dengan nama Bhara Hyang Purwawisesasa sampai disini Wengker masih disebut-sebut. Selanjutnya menurut Pararaton : Raja Majapahit sesudah Bhre Hyang Purwawisesa ialah Bhre Pandan Salas memerintah-tahun 1388 Saka atau 1466 M sampai dengan tahun 1390 Saka atau tahun 1486 M, yang diganti oleh Raja Kertabumi, ayah Raden Patah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-Usul Desa Ngrayun

Proposal Pelatihan Kader Dasar PK.PMII Sunan Giri Ponorogo 2011

Neptu dino lan pasaran